Makalah Pendidikan
musik - Pendidikan
musik merupakan sebuah disiplin ilmu yang tidak terlalu baru sebagai bagian
dari disiplin psikologi dan musikologi. Tetapi
di Indonesia pendidikan musik masih dirasa sebagai disiplin ilmu yang
masih baru. Walaupun demikian, penelitian-penelitian mengenai pendidikan musik
ataupun penelitian mengenai musik implikasinya terhadap pendidikan, telah
banyak dihasilkan. Hal ini merupakan sebuah gambaran kepedulian dan konsistensi
para pendidik musik yang sedang tumbuh pada konsep holistik tentang musik,
tidak hanya aspek motorik dan afeksi saja tetapi juga aspek kognisi.
Kepekaan akan
suara dimulai sejak dalam kandungan. Menurut para ahli, bayi di uterus sejak
memasuki bulan keempat atau kelima mulai bereaksi terhadap suara, baik suara di
dalam tubuh maupun dari luar kandungan. Memperdengarkan musik atau suara lain
yang menyenangkan bagi bayi yang masih di dalam kandungan ternyata bisa
menstimulasi sistem pendengaran mereka dan berpengaruh positif pada respons
mereka terhadap musik dan suara-suara lain setelah mereka lahir.
Jauh sebelum anak-anak mampu mengucapkan kata-kata yang dapat dimengerti, orang
tua bisa memperkenalkan inti komunikasi dan hubungan sosial kepada mereka
dengan cara mendukung serta mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan
berbahasa. Karena kepekaan akan musik dan unsur-unsurnya (ritme, pitch (tinggi
rendahnya nada) dan timbre (warna suara)) berkembang dengan
kecepatan yang sama seperti berbicara, musik dapat menjadi alat bantu yang
ampuh untuk mengembangkan kepekaan akan suara dan keterampilan berbahasa.
Kecepatan anak-anak menghafal lagu-lagu populer danjingle-jingle iklan di TV menunjukkan manfaat menggabungkan musik dengan bahasa verbal maupun nonverbal. Tanpa kita sadari musik dapat membantu kita semua, baik anak-anak maupun dewasa, untuk menyimpan sejumlah besar informasi.
Kecepatan anak-anak menghafal lagu-lagu populer danjingle-jingle iklan di TV menunjukkan manfaat menggabungkan musik dengan bahasa verbal maupun nonverbal. Tanpa kita sadari musik dapat membantu kita semua, baik anak-anak maupun dewasa, untuk menyimpan sejumlah besar informasi.
A. Latar Belakang
Menikmati musik
memang kegiatan yang paling mengasyikkan. Musik ternyata mempengaruhi
perkembangan IQ (Intelligent Quotion) dan EQ (Emotional Quotion) seseorang.
Seorang anak yang telah dibiasakan mendengarkan musik dari sejak kecil maka
kecerdasan emosional dan intelegensinya akan lebih berkembang dibandingkan
dengan anak yang jarang mendengarkan musik. Anak yang sering mendengarkan musik
tingkat kedisiplinannya lebih baik dibandingkan dengan anak yang jarang
mendengarkan musik.
Musik dapat
menjadikan anak pintar terutama di bidang logika matematika dan
bahasa. Keindahan musik adalah kata-kata yang menyatu dengan nada, sehingga
anak memiliki keinginan yang kuat untuk bergabung di dalamnya dan tanpa
disadari anak turut berdendang dengan kata-katanya sendiri misalnya
dengan menyanyikan ba..ba..ba..ba..ba, mengetuk-ngetukkan atau
menjentik-jentikan jari-jari tangan atau mengangguk-anggukkan kepala setiap kali
mendengar irama musik dan sebagainya. Tapi keinginan untuk mengikuti lagu yang
ia dengar, akan mendorongnya untuk berlatih terus menerus.
Musik juga
dapat membantu anak yang kurang pandai berbicara untuk menyalurkan perasaan dan
emosi yang terpendam. Bermain musik dapat memicu kepintaran kinestetis atau
kepintaran gerak tubuh dan mengurangi stress anak. Jadi bila anak
sedang suntuk atau kesal, dengan bermain musik atau mendengar musik beberapa
menit, pasti akan menyegarkan otak si anak.
Musik mampu
mempengaruhi perkembangan intelektual anak dan bisa membuat anak pintar
bersosialisasi. Alunan musik memberikan manfaat pada perkembangan intelektual
anak, bahkan didalam kandunganpun dianjurkan memperdengarkan musik kepada
anak. Ketertarikan anak pada permainan musik berawal dari mendengarkan musik,
dengan mendengarkan musik akan melatih fungsi otak anak yaitu berhubungan
dengan daya nalar dan intelektual anak. Musik dapat mengoptimalkan
perkembangan intelektual anak dan musik juga bisa membuat anak jadi cerdas sekaligus
kreatif, musik juga dapat membangun rasa percaya diri dan kemandirian. Ada
beberapa manfaat yang dapat diambil apabila anak distimulus dengan musik sejak
dalam kandungan, yaitu:
1) Anak jadi lebih mudah menyerap masukan
2) Kepekaan terhadap alam menjadi lebih baik
sebab mendengarkan dan merasakan musik lewat perasaan sehingga menggugah
kepekaannya
3) Memberikan kesenangan dan membantu anak
mempelajari berbagai keterampilan yang perlu dikuasai anak atau yang sesuai
dengan bakat anak
4) Membantu anak untuk mengekspresikan dan
mengembangkan kreatif anak
5) Anak mampu mengendalikan emosinya, perasaan sedih atau
senang dapat dicurahkan melalui musik dan lagu.
6) Imajinasi anak bisa berkembang lewat syair
lagu. Musik klasik sangat bagus untuk mengembangkan imajinasi kreatif anak
7) Membangun perasaan pada anak memberi banyak pengalaman
seni kreatif. Contohnya, menari, menggambar sesuai dengan irama musik yang
didengar oleh anak. Musik dapat menentukan suasana hati yang menggairahkan anak
untuk membuat sesuatu
8) Apresiasi anak pada musik juga akan tumbuh
dan berkembang dalam diri anak. Kalau apresiasi sudah tumbuh, maka ia bisa
menganalisa nada.
9) Musik dapat merangsang otak anak
10)Musik memberi pengaruh positif dalam hal persepsi emosi
11)Musik dapat meningkatkan perkembangan motoriknya,
termasuk upaya anak saat belajar merangkak, berjalan, melompat dan lari.
B. Rumusan
Masalah
1. Bagaimana cara yang efektif mengajarkan musik pada anak
usia dini ?
2. Apasaja fator yang menjadi penghambat dalam mengajarkan
musik pada anak usia dini?
3. Apasaja faktor pendorong sehingga anak mau belajar musik ?
C. Maksud Dan Tujuan
Musik adalah
bahasa universal. Apa pun latar belakang kita, musik mampu menjembatani
perbedaan budaya dan perbedaan-perbedaan lainnya. Inilah pentingnya kita
mengajarkan bahasa universal ini pada anak. Musik memiliki nilai positif yang
membantu perkembangan anak sejak dini. Berikut ini beberapa alasan
perlunya memperkenalkan atau mengajarkan anak bermain musik:
a. Meningkatkan
kemampuan otak anak
-Meningkatkan daya ingat
-Membantu anak bersosialisasi
d -Meningkatkan kepercayaan
diri
-Meningkatkan
kesabaran
f -Membantu anak terhubung
dengan orang lain
-Bentuk
ekspresi yang terbaik
-Mengajarkan
disiplin
i. -Mendorong
kreativitas
TINJAUAN
PUSTAKA
A.
Konsep
dan Pentingnya Pendidikan Seni Musik
Depdiknas, (2006:611) Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengemukakan tentang SK dan KD pendidikan
seni, budaya, dan keterampilan menjelaskan bahwa pendidikan seni musik sifat
multilingual, multidimensional, dan multikultural. Pada bahasan ini
dikaitkan dengan pendidikan seni musik. Multilingual bermakna pengembangan
kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media
seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Multidimensional bermakna pengembangan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Sifat multikultural mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara. Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan seni musik merupakan pendidikan yang memberikan kemampuan
mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk pengembangan
kepribadian siswa dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Seni
musik membentuk disiplin, toleran, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi
kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain pendidikan seni musik merupakan
mata pelajaran yang memegang peranan penting untuk membantu pengembangan
individu siswa yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, fikiran,
sosialisasi, dan emosional.
B. Pengertian Seni Musik
Para pakar telah banyak mengemukakan
pengertian atau defenisi tentang seni musik menurut pemahaman mereka, akan
tetapi pada modul ini diharapkan mahasiswa dapat membuat pengertian atau
defenisi menurut pemikiran sendiri dengan mengacu kepada pendapat yang telah
dikemukakan oleh para pakar.
Sudarsono (1992:1) Seni musik adalah
ungkapan rasa indah manusia dalam bentuk suatu konsep pemikiran yang bulat,
dalam wujud nada-nada atau bunyi-bunyi lainnya yang mengandung ritme dan
harmoni, serta mempunyai bentuk dalam ruang waktu yang dikenal oleh diri
sendiri atau manusia lain dalam lingkungan hidupnya, sehingga dapat dimengerti
dan dinikmatinya.
Rien (1999:1) Suatu hasil karya dalam bentuk lagu atau komposisi musik,
yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik,
yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk dan struktur lagu, dan ekspresi.
Jamalus (1991:1) Suatu karya seni bunyi dalam bentuk lagu atau komposisi
musik, yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya melalui
unsur-unsur musik, yaitu irama, melodi, harmoni, bentuk atau struktur
lagu, dan ekspresi sebagai satu kesatuan. Lagu atau komposisi musik baru itu
merupakan hasil karya seni jika diperdengarkan dengan menggunakan suara
(nyanyian) atau dengan alat-alat musik.
Pendidikan seni musik merupakan suatu proses pendidikan yang membantu
pengungkapan ide/gagasan seseorang yang ditimbulkan dari gejala lingkungan
dengan mempergunakan unsur-unsur musik, sehingga terbentuknya suatu karya musik
yang tidak terlepas dari rasa keindahan
C. Karakteristik Seni Musik
Pendidikan seni musik lebih
menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang nantinya akan melahirkan
kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan
Seni musik diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan
berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui
seni” dan “belajar tentang seni.”
· Pendekatan “Belajar dengan Seni”
Pendekatan ini menekankan pada
proses pemerolehan dan pemahaman pengetahuan yang didapatkan dengan
kegiatan seni musik misalnya siswa belajar menyanyikan lagu Indonesia Raya,
maka dengan mempelajari lagu tersebut siswa dapat mengetahui dan memahami sikap
apa yang terdapat pada lagu. Siswa seharusnya tahu tentang apa yang diceritakan
lagu, dan dari pengetahuan tersebut mereka bisa mengambil suatu kesimpulan
bahwa lagu Indonesia Raya mengingikan terwujudnya sikap cinta tanah air,
kebanggaa terhadap tanah air, dan sikap mempertahankan tanah air, serta
menanamkan jiwa patriotis.
· Pendekatan “Belajar Melalui Seni”
Pendekatan ini menekankan pada
pemahaman emosional yang tercermin ke dalam penanaman nilai-nilai atau sikap
yang terbentuk melalui kegiatan berkesenian. Seperti dalam menyanyikan sebuah
lagu, dituntut untuk membuat keteraturan tempo/ketukan. Apabila kita tidak bisa
mengikuti tempo tersebut, maka lagu yang dibawakan menjadi kacau atau tidak
teratur. Jadi melalui bernyanyi akan tertanam sikap disiplin yang tinggi untuk
membuat keteraturan.
· Pendekatan Belajar tentang Seni”
Penekanan ini lebih menekankan pada
pembelajaran tentang penguasaan materi seni musik yang tergambar pada
unsur-unsurnya seperti irama, birama, notasi, melodi, tangga nada,
bentuk/struktur lagu, ekspresi (tempo, dinamik, dan warna).
D. Ruang Lingkup Seni Musik
Pendidikan seni musik secara garis
besar terdiri dari 2 (dua) aspek yang saling berkaitan. Aspek tersebut adalah
unsur ekspresi dan unsur apresiasi. Unsur ekspresi meliputi cara penyampaian
atau penampilan seni musik yang berdasarkan proses penguasaan materi seni musik
yang dipelajari, sedangkan unsur apresiasi adalah sikap untuk menghargai
dan memahami karya musik yang ada.
Ruang lingkup pendidikan seni musik
mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal seperti dasar-dasar teknik
bernyanyi, memainkan alat musik, dan apresiasi musik.
E. Seni Musik
Rien (1999:1)
mengemukakan tentang pendapat para pakar pendidikan yang menyatakan bahwa seni
musik mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan seorang siswa. Siswa yang berpartisipasi dalam
kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat
membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa
keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan
mengenalkan siswa pada sejarah budaya bangsa mereka.
Pendidikan seni musik juga berfungsi
untuk meningkatkan konsentrasi, keseriusan, kepekaan terhadap lingkungan. Untuk
menyanyikan atau memainkan musik yang indah, diperlukan konsentrasi penuh,
keseriusan, dan kepekaan rasa mereka terhadap tema lagu atau musik yang
dimainkan. Sehingga pesan yang terdapat pada lagu atau musik bisa tersampaikan
dan diterima oleh pendengar.
Berdasarkan beberapa pandangan
tentang fungsi pendidikan seni musik bagi siswa yang sejalan dengan pendekatan
“Belajar dengan Seni, Belajar Melalui Seni, dan Belajar tentang Seni”, berikut
ini dikemukakan secara urut fungsi pendidikan seni musik sebagai sarana atau
media ekspresi, komunikasi, bermain, pengembangan bakat, dan kreativitas.
· Pendidikan seni musik sebagai
sarana/media ekspresi
Ekspresi merupakan ungkapan atau
pernyataan seseorang. Perasaan dapat berupa sedih, gembira, risau, marah,
menyeramkan atau sesuai dengan masalah yang dihadapi. Fungsi ini memungkinkan
untuk mengeksplorasi ekpresi siswa dalam memunculkan karya-karya baru.
· Pendidikan seni musik sebagai media
komunikasi
Ekspresi yang dieksplorasikan akan
dikomunikasikan kepada orang lain. Artinya karya-karya seni musik yang dialami
siswa dikomunikasikan sehingga pesan yang terdapat dalam karya tersebut bisa
tersampaikan pada orang lain.
· Pendidikan seni musik sebagai sarana
bermain
Bermain merupakan dunia anak-anak.
Anak-anak memerlukan kegiatan yang bersifat rekreatif yang menyenangkan bagi
pertumbuhan jiwanya. Bermain sekaligus memberikan kegiatan penyeimbang dan
penyelaras atas perkembangan individu anak secara pisik dan psikis.
· Pendidikan seni sebagai media
pengembangan bakat.
Setiap siswa memiliki potensi di
bidang seni musik yang luar biasa. Pendidikan seni musik di tekankan untuk
memberikan pemupukan yang terus menerus sehingga diperlukan upaya efektif untuk
menumbuhkan bakat siswa.
· Pendidikan seni sebagai media
kreativitas
Kreatif merupakan sifat yang
dilekatkan pada diri manusia yang dikaitkan dengan kemampuan atau daya
untuk menciptakan. Sifat kreatifitas ini senantiasa diperlukan untuk mengiringi
tingkah laku manusia dalam rangka memenuhi kebutuhannya.
PEMBAHASAN
MASALAH
A.
Cara Efektif Mengajarkan Musik Pada
Anak
Terdapat 3
cakupan pengajaran dimana dengan mengintegrasikan musik, pembelajaran dapat
lebih efektif, diantaranya:
1) Belajar Mengenai Informasi
Musik dapat
digunakan untuk mengingat pengalaman belajar dan informasi. Dalam pembelajaran
aktif (active learning experiences), musik mengaktifasi anak secara
mental, fisik, emosi yang berdampak pada peningkatan pemahaman materi belajar.
Sebagai contoh, ketika guru menceritakan suasana pedesaan atau indahnya sawah
ladang, guru dapat memutar musik yang memiliki ciri khas nuansa pedesaan juga
sebagai latar. Dengan demikian anak akan lebih mengapresiasi pengalaman
imajinatifnya, dan secara emosional akan terbentuk suasana yang lebih dramatis
dalam ruang imajinernya.
Selain itu
beberapa lagu anak populer yang pernah diciptakan juga memuat serangkaian
informasi. Informasi ini dikemas sebagai lirik dalam kesatuan melodi dan irama
lagu. Dengan demikian anak akan lebih tertarik untuk mempelajari dan dapat
dengan mudah mengingat ataupun menghafal informasi tersebut. Contohnya guru
dapat mengajarkan rangkaian abjad dengan mengenalkannya lagu anak “ABC” dan
lain sebagainya
2 ) Atensi,
Prilaku dan Atmosfir
Dengan memutar
musik ataupun mengajak bernyanyi bersama pada saat anak akan masuk dan keluar
kelas, akan menambah atensinya terhadap pelajaran yang diterima, dan secara
otomatis atmosfir belajar akan tercipta. Musik memberi lingkungan yang positif
untuk anak berinteraksi, berkomunitas dan bekerjasama. Dengan menyanyikan lagu
“ritual” selamat datang atau sampai jumpa bersama-sama, ataupun aktifitas musik
secara berkelompok lainnya dapat membangun pengalaman berkomunitas yang baik
pada anak.
3) Ekspresi
Personal
Mendengarkan
musik sebagai latar berguna dalam menstimulasi ekspresi personal seorang anak
dalam kegiatan menulis, seni, gerak/tari, dan lain sebagainya. Memutar musik
solo piano baik lagu klasik ataupun pop, akan membantu anak menjadi lebih fokus
dalam kegiatan menggambar, mewarnai ataupun menulis dalam waktu yang lama,
dibandingkan tanpa mendengarkan musik. Dalam beberapa penelitian, seorang anak
yang diperdengarkan musik mampu membuat tulisan dua kali lebih panjang daripada
tanpa diperdengarkan musik.
Mengajak anak untuk membuat musik sederhana ataupun bunyi-bunyian juga dapat
mengembangkan intelegensi anak. Hal ini dikarenakan proses internal anak
bekerja dalam mengolah irama ataupun nada. Selain itu, menulis lagu sederhana
juga mampu membantu anak dalam mengungkapkan apa yang ada dalam pikirannya.
Pada tahun
1983, Howard Gardner, seorang profesor psikologi Universitas Harvard
memperkenalkan teori “Multiple Intelligence” (Kecerdasan Majemuk)
setelah bertahun-tahun melakukan penelitian. Dalam teorinya beliau mengatakan
bahwa kecerdasan seseorang bukanlah bersifat tunggal, namun memiliki
kemajemukan dengan bentuk yang berbeda-beda. Kecerdasan itu dikenali sebagai
kecerdasan: visual-spasial, linguistik, logikal-matematik, kinestetik-tubuh,
interpersonal, intrapersonal, musikal dan naturalis.
Kecerdasan musikal anak dapat dikembangkan bila pemanfaatan musik dimasukkan
kedalam kurikulum dan digunakan dalam pembelajaran. Semakin anak mendengarkan
banyak musik, semakin dia memiliki kemampuan untuk merespon berbagai momen
musikal. Sebagai pengajar musik dan praktisi, penulis berpendapat bahwa bila
seorang anak mendengar semakin banyak musik dari berbagai jenis musik, semakin
mereka mampu memahami, mengapresiasi dan menikmati musik lebih baik. Dari hal
tersebut, penulis dapat berkata bahwa metode mengintegrasikan musik dalam
pembelajaran tidak hanya meningkatkan efektifitas proses belajar, namun juga
berkontribusi dalam mengembangkan kecerdasan musikal.
Dari tulisan ini, mungkin kita mendapatkan ide yang menarik. Namun bukan tidak
mungkin ada hal yang tidak sesuai dengan gaya mengajar kita. Intinya, dalam
meningkatkan efektifitas pembelajaran kita tidak harus menggunakan/menyajikan
musik secara kreatif terus-menerus di dalam kelas. Bahkan satu teknik
pemanfaatan musik saja mampu memperkaya dan meningkatkan efektifitas proses
belajar. Integrasikanlah musik dalam pembelajaran dengan teknik yang dirasakan
cocok dengan gaya mengajar kita. Ketika kita sudah cukup mahir dalam
menginetgrasikannya, maka cobalah mengeksplorasi metode lainnya. Antusiasme dan
respon positif anak akan menjadi petunjuk keberhasilan kita dalam mendidik dan
mengajar.
B. Faktor
Penghambat Mengajarkan Musik Pada Anak
Secara umum faktor-faktor yang
mempengaruhi proses belajar musik pada anak dibedakan menjadi faktor internal
dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebutlah yang mempengaruhi hasil belajar
musik pada anak. Berikut akan diuraikan tentang kedua faktor penghambat
belajar.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu dan
dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
a. Faktor fisiologis dan biologis
Masa peka merupakan masa mulai
berfungsinya factor fisiologis pada tubuh manusia. Faktor fisiologis
adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor ini
dibedakan menjadi 2, yaitu:
·
Keadaan tonus jasmani
Keadaan tonus jasmani sangat
mempengaruhi aktivitas belajar musik pada anak. Kondisi fisik yang sehat dan
bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap proses belajar musik. Sedangkan
kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar
musik yang maksimal.
·
Keadaan fungsi jasmani atau fisiologis
Anak yang memiliki kecacatan fisik
(panca indera atau fisik) tidak dapat belajar musik secara maksimal.
1. Sulit
bergaul karena memiliki perasaan malu dan minder akan kekurangannya,
2. Ada
perasaan takut diejek teman,
3. Merasa
tidak sempurna dibandingkan dengan teman-teman lain.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor yang
berasal dari keadaan psikologis anak yang dapat mempengaruhi proses belajar
musik. Beberapa faktor psikologis utama yang mempengaruhi proses belajar musik
pada anak adalah kecerdasan anak, motivasi, minat, sikap dan
bakat
#
Motivasi
Motivasi adalah salah satu factor yang
mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar musik pada anak. Motivasi yang
mendorong anak ingin melakukan kegiatan belajar musik. Para ahli psikologi
mendefisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif,
mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994).
Motivasi diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap
intensitas dan perilaku seseorang.
#Minat
Secara sederhana minat merupakan
kecenderungan kegairahan yang tinggi atau besar terhadap sesuatu. Menurut Reber
(Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang populer dalam psikologi karena
disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai faktor internal lainnya, seperti
pemusatan perhatian, keinginan, motivasi, dan kebutuhan
#Sikap
Sikap anak
dalam belajar musik dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada
performan guru, pelajaran musik, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk
mengantisipasi munculnya sikap yang negatif dalam belajar musik, guru sebaiknya
berusaha untuk menjadi guru yang profesional dan bertanggungjawab
terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan profesionalitas seorang guru akan
berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya, berusaha mengembang
kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada
muridnya, berusaha untuk menyajikan pelajaran yang diampunya dengan baik dan
menarik sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan
tidak menjemukan, meyakinkan siswa bahwa bidang studi yang dipelajarinya
bermanfaat bagi siswa
# Bakat
Pada dasarnya setiap orang mempunyai
bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar musik sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Karena itu bakat juga diartikan sebagai kemampuan
dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan
dan latihan. Individu yang telah mempunyai bakat musik, akan lebih mudah
menyerap informasi yang berhubungan dengan bakat yang dimilikinya.
Selain itu yang menjadi faktor
psikologis lainnya adalah disiplin. Disiplin diri adalah kemampuan diri yang
kuat untuk mempertahankan diri dari bermacam-macam gangguan dalam
belajar. Misal, seorang anak akan tetap belajar walaupun ada acara
televisi yang menarik.
1) Faktor
Eksternal
Selain faktor internal, faktor
eksternal juga dapat mempengaruhi proses belajar musik pada anak. Faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi faktor
lingkungan sosial dan non-sosial (Syah, 2003):
# Lingkungan
sosial
Lingkungan sosial anak dapat
menimbulkan kesulitan dalam belajar.
Linkungan sosial dibagi manjadi tiga,
yaitu
# Lingkungan sosial sekolah
Faktor-faktor yang dapat menghambat
anak belajar di sekolah adalah:
a) Metode
mengajar
Dalam mengajar musik guru memerlukan
metode yang cocok. Metode ini dimaksudkan agar materi yang disampaikan oleh
guru terasa menarik dan siswa mudah menyerapnya.
# Kurikulum yang tepa
# Penerapan disiplin
# Hubungan siswa dengan guru maupun teman
# Sarana dan
prasarana
b) Lingkungan sosial
masyarakat
Kondisi
lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa juga mempengaruhi proses belajar
musik pada anak.
c) Lingkungan keluarga
Keluarga
merupakan tempat pertama kali anak belajar musik. Oleh karena itu, lingkungan
keluarga sangat mempengaruhi proses belajar musik pada anak.
d) Teman sebaya
Teman sebaya
dapat mempengaruhi proses belajar musik pada anak, baik teman sebaya dalam
lingkup sekolah maupun tempat tinggal atau masyarakat.
C. Faktor
Pendorong Mengajarkan Musik pada Anak
1) Pemahaman
dan Pemaknaan Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan Musik Pada Anak.
Sebagai orang
tua harus memahami benar apa makna dari memberikan pendidikan musik pada anak
sehingga tidak berpendapat bahwa pendidikan musik pada anak adalah merupakan
sesuatu yang harus dipaksakan pada anak dan bukan karena keinginan si anak
sendiri. Tetapi harus dipahami bahwa pendidikan musik adalah proses memberi
pengertian atau pemaknaan kepada si anak agar si anak dapat memahami bagaimana
pentingnya belajar musik sehingga ia dapat mengembangkan dirinya secara
bertanggung jawab.
Proses memberi
pengertian atau pemaknaan ini dapat melalui komunikasi maupun teladan/tindakan,
contoh : jika ingin anak belajar musik maka orang tua dapat memberi contoh
kepada si anak bagaimana cara bernyanyi, memperkenalkan dan memainkan alat
musik atau orang tua menciptakan komunikasi dengan si anak yang dialogis dan
ketulusan bagaimana pentingnya musik. Apabila kita mengedepankan sikap
memerintah, menasehat atau melarang maka langsung ataupun tidak akan berdampak
pada sikap anak yang bergaya otoriter dan mau menang sendiri. Kiranya orang tua
dapat mengambil pesan moral dari sajak yang ditulis oleh Dorothy Law Nolte
dengan judul “Anak Belajar dari Kehidupannya
2) Hindari mengancam, membujuk atau menjanjikan hadiah.
Dalam
mengajarkan musik pada anak jangan memakai cara membujuk dengan menjanjikan
hadiah karena hal ini akan melahirkan ketergantungan anak terhadap sesuatu hal
baru dia melakukan sesuatu. Hal ini akan mematikan motivasi, kreatifitas, insiatif
dan pengertian serta kemandirian mereka terhadap hal-hal yang harus dia
kerjakan. Contoh : menjanjikan hadiah kalau dia mau belajar musik, atau
mengancam tidak memberi hadiah bila tidak mau belajar musik.
3)
Faktor internsik
Yang mana faktor intern ini muncul dari
dirinya sendiri berkat motivasi dirinya dengan berkeinginan untuk belajar musik
tanpa ada suruhan atau motivasi dari orang lain, tetapi motivasi itu muncul
sendiri dari diri pribadi sendiri. Sebab-sebab faktor intern pendorong belajar
ialah :
a. Motivasi
b. Minat
c. Bakat
d. Keninginan
sendiri untuk lebih maju
Dengan sebab-sebab itulah faktor
pendorong belajar musik muncul dari faktor intern (dari dalam). Dengan faktor
intern inilah anak itu dalam belajar musiknya akan merasa aman,
nyaman dan cepat mengerti, karena sifat berkeinginan belajar musiknya itu
muncul dari diri sendiri tidak dari orang lain.
4)
Faktor eksternsik
Faktor enkstren ini ialah yang mana
faktor pendorong anak dalam belajar musik ini muncul dari bimbingan orang lain
atau motivasi muncul dari orang lain, tidak dari diri sendiri. Yang mana faktor
pendorong anak ekstern ini muncul dari berbagai pihak yaitu :
a. Keluarga
Yang mana faktor keluarga yang banyak
memberi motivasi kedalam diri anak tesebut selagi keluarga itu keluaga yang
peduli kepada pendidikan dan segala macamnya terhadap anak.
b. Lingkungan masyarakat
Faktor lingkungan masyarakat ini juga
bisa memberikan sifat yang buruk dan baik, tetapi kalau lingkungan masyarakat
yang baik, bisa mempengaruhi faktor pendorong anak itu untuk lebih
giat lagi belajar musiknya.
c. Teman sebaya
Teman sebaya bisa mempengaruhi anak itu
untuk menyukai musik dan akan menjadi motivasi belajar musik, karena berkat
teman di sekolah lah yang banyak mempengaruhi anak untuk belajar musik lebih
giat. Apabila seseorang mendapat teman sebaya yang menyukai musik, maka
motivasi belajar musik anak itu akan lebih baik karena motivasi teman yang
baik, begitu pula sebaliknya.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan seni musik merupakan
pendidikan yang memberikan kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni
secara kreatif untuk pengembangan kepribadian anak dan memberikan sikap-sikap
atau emosional yang seimbang. Seni musik membentuk disiplin, toleran,
sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan
kata lain pendidikan seni musik merupakan mata pelajaran yang memegang peranan
penting untuk membantu pengembangan individu siswa yang nantinya akan berdampak
pada pertumbuhan akal, fikiran, sosialisasi, dan emosional.
Pendidikan seni musik merupakan suatu proses pendidikan yang membantu
pengungkapan ide/gagasan seseorang yang ditimbulkan dari gejala lingkungan
dengan mempergunakan unsur-unsur musik, sehingga terbentuknya suatu karya musik
yang tidak terlepas dari rasa keindahan.
Pendidikan seni musik lebih
menekankan pada pemberian pengalaman seni musik, yang nantinya akan melahirkan
kemampuan untuk memanfaatkan seni musik pada kehidupan sehari-hari. Pendidikan
Seni musik diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan
kebermanfaatan terhadap kebutuhan perkembangan siswa, yang terletak pada
pemberian pengalaman estetik dalam bentuk kegiatan berekspresi/berkreasi dan
berapresiasi melalui pendekatan: “belajar dengan seni,” “belajar melalui
seni” dan “belajar tentang seni.”
Ruang lingkup pendidikan seni musik
mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal seperti dasar-dasar teknik
bernyanyi, memainkan alat musik, dan apresiasi musik.
Siswa yang berpartisipasi dalam
kegiatan seni musik, selain dapat mengembangkan kreativitas, musik juga dapat
membantu perkembangan individu, mengembangkan sensitivitas, membangun rasa
keindahan, mengungkapkan ekspresi, memberikan tantangan, melatih disiplin dan
mengenalkan siswa pada sejarah budaya bangsa mereka.
B. Saran
Buat para orang Tua sebaiknya jangan
memaksakan kehendak kepada Anak, apakah itu dalam bidang Pendidikan ataupun
dalam kehidupan sehari-hari. Biarkanlah Anak kita berkembang seperti apa adanya
yang tentunya dengan penuh perhatian dan bimbingan. Jangan sampai kita sebagai
orang tua menjadikan anak sebagai objek keinginan dan ambisi orang tuanya.