KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah " Pencemaran Pencemaran Udara " ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca .
Harapan
saya semoga makalah Pencemaran Pencemaran Udara ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah Geografi ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Banjar, 5 April 2014
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia merupakan komponen
lingkungan alam yang bersama-sama dengan komponen alam lainnya, hidup bersama
dan mengelola lingkungan dunia. Karena manusia adalah makhluk yang memiliki
akal dan pikiran, peranannya dalam mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
dapat dengan mudah mengatur alam dan lingkungannya sesuai dengan yang
diinginkan melalui pemanfaatan ilmu dan teknologi yang dikembangkannya.
Akibat
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat pesat, kebudayaan manusia pun
berubah dimulai dari budaya hidup berpindah-pindah, kemudian hidup menetap dan
mulai mengembangkan buah pikirannya yang terus berkembang sampai sekarang ini.
Hasilnya berupa teknologi yang dapat membuat manusia lupa akan tugasnya dalam
mengelola bumi. Sifat dan perilakunya semakin berubah dari zaman ke zaman.
Sekarang ini manusia mulai bersifat boros, konsumtif dan cenderung merusak
lingkungannya.
Kerusakan lingkungan diakibatkan
oleh berbagai faktor, antara lain oleh pencemaran. Pencemaran ada yang
diakibatkan oleh alam, dan ada pula yang diakibatkan oleh perbuatan manusia.
Pencemaran akibat alam antara lain letusan gunung berapi. Bahan-bahan yang
dikeluarkan oleh gunung berapi seperti asap dan awan panas dapat mematikan
tumbuhan, hewan bahkan manusia.
Pencemaran akibat manusia adalah akibat dariaktivitas yang dilakukannya. Lingkungan dapat dikatakan tercemar jika dimasuki
atau kemasukan bahan pencemar yang dapat mengakibatkan gangguan pada mahluk
hidup yang ada didalamnya. Gangguan itu ada yang segera nampak akibatnya, dan
ada pula yang baru dapat dirasakan oleh keturunan berikutnya. Kerusakan
lingkungan akibat aktivitas manusia di mulai dari meningkatnya jumlah penduduk
dari abad ke abad.
Populasi manusia yang terus
bertambah mengakibatkan kebutuhan manusia semakin bertambah pula, terutama
kebutuhan dasar manusia seperti makanan, sandang dan perumahan. Bahan-bahan
untuk kebutuhan itu semakin banyak yang diambil dari lingkungan. Disamping itu
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) memacu proses
industrialisasi, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Untuk memenuhi
kebutahan populasi yang terus meningkatkan, harus diproduksi bahan-bahan
kebutuhan dalam jumlah yang besar melalui industri. Kian hari
kebutuhan-kebutuhan itu harus dipenuhi. Karena itu mendorong semakin berkembangnya
industri, hal ini akan menimbulkan akibat antara lain:
1. Sumber Daya Alam (SDA) yang
diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya.
2. Industri mengeluarkan limbah yang
mencemari lingkungan. Populasi manusia mengeluarkan limbah juga, seperti limbah
rumah tangga yang dapat mencemari lingkungan.
3. Muncul bahan-bahan sintetik yang
tidak alami (insektisida, obat-obatan, dan sebagainya) yang dapat meracuni
lingkungan.
Akibat selanjutnya lingkungan
semakin rusak dan mengalami pencemaran. Pencemaran lingkungan terbagi atas tiga
jenis, berdasarkan tempat terjadinya, yaitu pencemaran udara, pencemaran air
dan pencemaran tanah. Di Indonesia, kerusakan lingkungan akibat pencemaran
udara, air dan tanah sudah sangat kritis. Pernah terjadi bencana lingkungan
seperti sampah, banjir dan masih banyak lagi. Dalam makalah ini akan dibahas
tentang jenis-jenis pencemaran dan penyebabnya serta solusi yang ditawarkan
agar kerusakan lingkungan akibat pencemaran dapat diminimalisasi.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini adalah untuk
untuk memperluas pengetahuan tentang pencemaran lingkungan beserta dampak yang
ditimbulkannya terhadap lingkungan dan kesehatan manusia.
C. Manfaat
Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita
dapat mengetahui lebih dalam tentang masalah pencemaran lingkungan beserta
dampak yang ditimbulkannya dan kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar
pencemaran lingkungan disebabkan oleh ulah manusia sendiri.
D. Masalah
- Apa
yang dimaksud dengan pencemaran udara?
- Apa
saja penyebab dari pencemaran udara ?
- Bagaimana
dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran udara pada lingkungan dan
kesehatan manusia?
- Adakah
cara untuk mencegah dan menaggulangi terjadinya pencemaran udara?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pencemaran Udara
Menurut UU No. 32 tahun 2009,
pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Menurut Salim yang dikutip oleh
Utami (2005) pencemaran udara diartikan sebagai keadaan atmosfir, dimana satu
atau lebih bahan-bahan polusi yang jumlah dan konsentrasinya dapat membahayakan
kesehatan mahluk hidup, merusak properti, mengurangi kenyamanan di udara.
Berdasarkan definisi ini maka segala bahan padat, gas dan cair yang ada di
udara yang dapat menimbulkan rasa tidak nyaman disebut polutan udara.
Sedangkan menurut Mukono (2006),
yang dimaksud pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik
atau kimia ke dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur)
serta dapat memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material
karena ulah manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan
susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran
lingkungan : 27)
Jadi,
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.
Pencemaran
dapat terjadi dimana-mana. Bila pencemaran tersebut terjadi di dalam rumah, di ruang-ruang sekolah ataupun di
ruang-ruang perkantoran maka disebut sebagai pencemaran dalam ruang (indoor
pollution). Sedangkan bila pencemarannya terjadi di lingkungan rumah, perkotaan,
bahkan regional maka disebut sebagai pencemaran di luar ruang (outdoor
pollution).
Umumnya,
polutan yang mencemari udara berupa gas dan asap. Gas dan asap tersebut berasal
dari hasil proses pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, yang dihasilkan oleh
mesin-mesin pabrik, pembangkit listrik dan kendaraan bermotor. Selain itu, gas
dan asap tersebut merupakan hasil oksidasi dari berbagai unsur penyusun bahan
bakar, yaitu: CO2 (karbondioksida), CO (karbonmonoksida), SOx (belerang oksida)
dan NOx (nitrogen oksida).
B. Penyebab Pencemaran Udara
Pembangunan yang berkembang pesat
dewasa ini, khususnya dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah
kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan
udara yang kita hurup di sekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan
hasil pembakaran.
Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yaitu :
- Karena
faktor internal (secara alamiah), contoh:
1. Debu yang
beterbangan akibat tiupan angin.
2. Abu (debu) yang
dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik,
3. Proses
pembusukan sampah organik, dll
- Karena
faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh:
1.
Hasil pembakar bahan bakar fosil.
2.
Debu/serbuk dari kegiatan industri
3.
Pemakaian zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
C.
Klasifikasi Bahan Pencemar Udara
Banyak faktor yang dapat menyebabkan
pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber
alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat
mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional,
maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Pencemar udara dibedakan menjadi
pencemar primer dan pencemar sekunder :
- Polutan
primer
Polutan primer adalah substansi
pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara atau polutan
yang dikeluarkan langsung dari sumber tertentu, dan dapat berupa:
a. Polutan Gas terdiri
dari:
· Senyawa karbon, yaitu hidrokarbon, hidrokarbon
teroksigenasi, dan karbon oksida (CO atau CO2) karena ia merupakan
hasil dari pembakaran
· Senyawa sulfur, yaitu oksida.
· Senyawa halogen, yaitu flour, klorin, hydrogen klorida,
hidrokarbon terklorinasi, dan bromin.
b. Partikel
Partikel yang di atmosfer mempunyai karakteristik yang
spesifik, dapat berupa zat padat maupun suspense aerosol cair sulfur di
atmosfer.
Bahan partikel tersebut dapat berasal dari proses kondensasi,
proses (misalnya proses menyemprot/ spraying) maupun proses erosi bahan
tertentu.
Polutan
Sekunder
Polutan sekunder adalah substansi
pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer sekunder biasanya terjadi karena
reaksi dari dua atau lebih bahan kimia di udara, misalnya reaksi foto kimia.
Sebagai contoh adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O
radikal.
Proses kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain:
a) Konsentrasi relative dari
bahan reaktran
b) Derajat fotoaktivasi
c) Kondisi iklim
d) Topografi lokal dan adanya embun.
D. Zat-zat Pencemaran
Udara
Ada
beberapa polutan yang dapat menyebabkan pencemaran udara, antara lain:
Karbon
monoksida, Nitrogen dioksida, Sulfur dioksida, Partikulat, Hidrokarbon, CFC, Timbal
dan Karbondioksida.
1. Karbon
monoksida (CO)
Gas
yang tidak berwarna, tidak berbau dan bersifat racun. Dihasilkan dari
pembakaran tidak sempurna bahan bakar fosil, misalnya gas buangan kendaraan
bermotor.
2.
Nitrogen dioksida (NO2)
Gas
yang paling beracun. Dihasilkan dari pembakaran batu bara di pabrik, pembangkit
energi listrik dan knalpot kendaraan bermotor.
3. Sulfur
dioksida (SO2)
Gas
yang berbau tajam, tidak berwarna dan tidak bersifat korosi. Dihasilkan dari pembakaran
bahan bakar yang mengandung sulfur terutama batubara. Batubara ini biasanya digunakan
sebagai bahan bakar pabrik dan pembangkit tenaga listrik.
4.
Partikulat (asap atau jelaga)
Polutan
udara yang paling jelas terlihat dan paling berbahaya. Dihasilkan dari cerobong
pabrik berupa asap hitam tebal.
Macam-macam
partikel, yaitu :
a. Aerosol
: partikel yang terhambur dan melayang di udara/td>
b. Fog
(kabut) : aerosol yang berupa butiran-butiran air dan berada di udara
c. Smoke (asap) : aerosol yang berupa campuran antara butir
padat dan cair dan melayang berhamburan di udara
d. Dust
(debu) : aerosol yang berupa butiran padat dan melayang-layang di udara
5.
Hidrokarbon (HC)
Uap
bensin yang tidak terbakar. Dihasilkan dari pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna.
6.
Chlorofluorocarbon (CFC)
Gas
yang dapat menyebabkan menipisnya lapisan ozon yang ada di atmosfer bumi. Dihasilkan dari berbagai alat rumah tangga
seperti kulkas, AC, alat pemadam kebakaran, pelarut, pestisida, alat penyemprot
(aerosol) pada parfum dan hair spray.
7. Timbal
(Pb)
Logam
berat yang digunakan manusia untuk meningkatkan pembakaran pada kendaraan
bermotor.
Hasil pembakaran tersebut menghasilkan timbal oksida yang berbentuk debu atau partikulat
yang dapat terhirup oleh manusia.
8. karbon
dioksida (CO2)
Gas
yang dihasilkan dari pembakaran sempurna bahan bakar kendaraan bermotor dan pabrik
serta gas hasil kebakaran hutan
E. Dampak Pencemaran
Udara
Terhadap
Lingkungan Alam
Pencemaran
udara dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan alam, antara lain:
hujan asam, penipisan lapisan ozon dan pemanasan global.
- Hujan Asam
Istilah
hujan asam pertama kali diperkenalkan oleh Angus Smith ketika ia menulis
tentang polusi industri di Inggris. Hujan asam adalah hujan yang memiliki
kandungan pH (derajat keasaman) kurang dari 5,6. Pencemar udara seperti SO2 dan
NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan.
Dampak dari hujan asam ini antara lain:
- Mempengaruhi
kualitas air permukaan
- Merusak
tanaman
- Melarutkan
logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas
air tanah dan air permukaan
- Bersifat
korosif sehingga merusak material dan bangunan
SO2
dan NOx (NO2 dan NO3) yang menguap ke udara akan bercampur dengan embun. Dengan
bantuan cahaya matahari, senyawa tersebut akan diubah menjadi tetesan-tetesan
asam yang kemudian turun ke bumi sebagai hujan asam. Namun, bila H2SO2 dan HNO2
dalam bentuk butiran-butiran padat dan halus turun ke permukaan bumi akibat
adanya gaya gravitasi bumi, maka peristiwa ini disebut dengan deposisi asam.
SO2
dan NOx (NO2 dan NO3) yang dihasilkan dari proses pembakaran bahan bakar fosil
(kendaraan bermotor) dan pembakaran batubara (pabrik dan pembangkit energi
listrik) akan menguap ke udara. Sebagian lainnya bercampur dengan O2 yang
dihirup oleh makhluk hidup dan sisanya akan langsung mengendap di tanah sehingga
mencemari air dan mineral tanah.
- Penipisan Lapisan Ozon
Ozon
(O3) adalah senyawa kimia yang memiliki 3 ikatan yang tidak stabil. Di
atmosfer, ozon terbentuk secara alami dan terletak di lapisan stratosfer pada
ketinggian 15-60 km di atas permukaan bumi. Fungsi dari lapisan ini adalah
untuk melindungi bumi dari radiasi sinar ultraviolet yang dipancarkan sinar
matahari dan berbahaya bagi kehidupan.
Namun,
zat kimia buatan manusia yang disebut sebagai ODS (Ozone Depleting
Substances) atau BPO (Bahan Perusak Ozon) ternyata mampu merusak
lapisan ozon sehingga akhirnya lapisan ozon menipis. Hal ini dapat
terjadi karena zat kimia buatan tersebut dapat membebaskan atom klorida
(Cl) yang akan mempercepat lepasnya ikatan O3 menjadi O2. Lapisan ozon
yang berkurang disebut sebagai lubang ozon (ozone hole).
Diperkirakan
telah timbul adanya lubang ozon di Benua Artik dan Antartika. Oleh karena
itulah, PBB menetapkan tanggal 16 September sebagai hari ozon dunia dengan
tujuan agar lapisan ozon terjaga dan tidak mengalami kerusakan yang parah.
Lapisan
ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km)
merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan
dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer.
Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju
penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon. Kerusakan lapisan ozon menyebabkan
sinar UV-B matahari tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada
tanaman.
- Pemanasan Global
Kadar
CO2 yang tinggi di lapisan atmosfer dapat menghalangi pantulan panas dari bumi
ke atmosfer sehingga permukaan bumi menjadi lebih panas. Peristiwa ini disebut
dengan efek rumah kaca (green house effect). Efek rumah kaca ini
mempengaruhi terjadinya kenaikan suhu udara di bumi (pemanasan global).
Pemanasan global adalah kenaikan suhu rata-rata di seluruh dunia dan menimbulkan
dampak berupa berubahnya pola iklim.
Efek
rumah kaca disebabkan
oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas
matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap
dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan
global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
- Pencairan
es di kutub
- Perubahan
iklim regional dan global
- Perubahan
siklus hidup flora dan fauna
Proses terjadinya efek rumah kaca
Permukaan
bumi akan menyerap sebagian radiasi matahari yang masuk ke bumi dan memantulkan
sisanya. Namun, karena meningkatnya CO2 di lapisan atmosfer maka pantulan
radiasi matahari dari bumi ke atmosfer tersebut terhalang dan akan kembali
dipantulkan ke bumi. Akibatnya, suhu di seluruh permukaan bumi menjadi semakin
panas (pemanasan global). Peristiwa ini sama dengan yang terjadi di rumah kaca.
Rumah kaca membuat suhu di
dalam
ruangan rumah kaca menjadi lebih panas bila dibandingkan di luar ruangan. Hal
ini dapat terjadi karena radiasi matahari yang masuk ke dalam rumah kaca tidak
dapat keluar
Dampak
Pencemaran Udara Terhadap Manusia
- Dampak
kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di
udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya
penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas,
sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari
paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan
akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Partikel yang mencemari udara dapat
merusak lingkungan, manusia, tanaman, dan hewan. Udara yang telah tercemar oleh
partikel dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran pernapasan atau
pneumokoniosis yang merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
adanya partikel yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru akan menentukan
letak penempelan atau pengendapannya. (Wardhana, Wisnu Arya 1999)
Penyakit pneumoconiosis banyak
jenisnya, tergantung dari jenis partikel yang masuk atau terhisap ke dalam
paru-paru. Adapun jenis-jenis penyakit pneumoniosis seperti :
a. Penyakit Antrakosis
Merupakan penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh
pencemaran debu batubara. Penyakit ini biasanya dijumpai pada pekerja tambang
batubara atau pekerja yang banyak mlibatkan penggunaan batubara seperti power
plant (pembangkit listrik tenaga uap. Masa inkubasi penyakit ini antara 2-4
tahun yang ditandai dengan sesak napas.
b. Penyakit Silikosis
Penyakit yang disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas,
berupa SiO2, yang terhisap masuk ke dalam paru-paru dan kemudian mengendap.
Debu silica ini banyak terdapat di industry besi baja, keramik, pengecoran
beton, proses permesinan seperti mengikir, menggerinda. Di samping itu debu
silica juga terdapat di penambangan bijih besi, timah putih, dan tambang batu
bara.
Penyakit silikosis akan lebih buruk lagi, kalau penderita
sebelumnya sudah menderita penyakit TBC paru-paru, bronchitis kronis, astma
broonchiale dan penyakit pernapasan lainnya. Pada awalnya, penyakit silikosis
ditandai dengan sesak napas yang disertai dengan batuk-batuk tanpa dahak.
c. Penyakit Asbestosis
Merupakan penyakit akibat kerja yang disebabkan oleh debu
atau serat asbes yang mencemari udara. Asbes merupakan campuran berbagai macam
silikat terutama
Selain mempengaruhi keadaan lingkungan alam, pencemaran udara
juga membawa dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup (organisme), baik
hewan, tumbuhan dan manusia.
Dampak
pencemaran udara bagi manusia, antara lain:
1.
Karbon monoksida (CO)
Mampu
mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke jaringan tubuh terhambat. Hal
tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa; rasa sakit pada dada, nafas
pendek, sakit kepala, mual, menurunnya pendengaran dan penglihatan menjadi
kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik menjadi lemah. Bila keracunan
berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat CO), dapat menyebabkan pingsan
dan diikuti dengan kematian.
2.
Nitrogen dioksida (SO2)
Dapat
menyebabkan timbulnya serangan asma.
3.
Hidrokarbon (HC)
Menyebabkan
kerusakan otak, otot dan jantung.
4.
Chlorofluorocarbon (CFC)
Menyebabkan
melanoma (kanker kulit) khususnya bagi orang-orang berkulit terang, katarak dan
melemahnya sistem daya tahan tubuh
5.
Timbal (Pb)
Menyebabkan
gangguan pada tahap awal pertumbuhan fisik dan mental serta mempengaruhi
kecerdasan otak.
6.
Ozon (O3)
Menyebabkan
iritasi pada hidung, tenggorokan terasa terbakar dan memperkecil paru-paru.
7.
NOx
Menyebabkan iritasi pada paru-paru,
mata dan hidung.
Dampak
pencemaran udara bagi kehidupan hewan, antara lain:
1.
Penipisan lapisan ozon
Menimbulkan
kanker mata pada sapi, terganggunya atau bahkan putusnya rantai makanan pada
tingkat konsumen di ekosistem perairan karena penurunan jumlah fitoplankton.
2.
Hujan asam
Menyebabkan
pH air turun di bawah normal sehingga ekosistem air terganggu.
3.
Pemanasan global
Penurunan
hasil panen perikanan. Selain membawa dampak negatif pada kehidupan hewan,
pencemaran udara juga mampu merusakkan bangunan dan candi-candi. Iklim dunia
yang berubah polanya mengakibatkan timbulnya kemarau panjang, bencana alam dan
naiknya permukaan laut. Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan
menurunnya produksi panen, bencana alam (banjir, gempa, tsunami) banyak terjadi
dan permukaan laut yang meninggi akan mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau
kecil dan daerah-daerah pesisir pantai.
Dampak
Pencemaran Udara Bagi Tumbuhan
Dampak
pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain:
1
Hujan Asam
- Merusak kehidupan ekosistem perairan, menghancurkan
jaringan tumbuhan (karena memindahkan zat hara di daun dan menghalangi
pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan tanaman.
- Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada
dalam tanah sehingga tanah akan berkurang kesuburannya dan akibatnya pohon akan
mati.
2
Penipisan Lapisan Ozon
Merusak
tanaman, mengurangi hasil panen (produksi bahan makanan, seperti beras, jagung
dan kedelai), penurunan jumlah fitoplankton yang merupakan produsen bagi rantai
makanan di laut.
3
Pemanasan global
Penurunan
hasil panen pertanian dan perubahan keanekaragaman hayati.
Keanekaragaman
hayati dapat berubah karena kemampuan setiap jenis tumbuhan untuk bertahan
hidup berbeda-beda sesuai dengan kebutuhannya.
4
Gas CFC
Mengakibatkan
tumbuhan menjadi kerdil, ganggang di laut punah, terjadi mutasi genetik
(perubahan sifat organisme).
F. Pencegahan Pencemaran Udara
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi
polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan,
melarutkan polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
1. Mencegah
pencemaran udara berbentuk gas
a. Adsorbsi
Adsorbsi merupakan proses melekatnya
molekul polutan atau ion pada permukaan zat padat-adsorben-seperti karbon aktif
dan silikat. Adsorben mempunyai sifat dapat menyerap zat lain sehingga menempel
pada permukaannya tanpa reaksi kimia serta memiliki daya kejenuhan yang
bersifat disposal (sekali pakai buang) atau dibersihkan dulu, kemudian
digunakan lagi.
b. Absorbsi
Absorbsi merupakan proses penyerapan
yang memerlukan solven yang baik untuk memisahkan polutan gas dengan
konsentrasinya. Metoe absorbs ini pada prinsipnya hampir sama dengan metode
adsorbsi, hanya bedanya bahwa emisi hidrokarbon mengalami kontak dengan cairan
di mana hidrokarbon akan larut atau tersuspensi.
c. Kondensasi
kondensasi merupakan proses
perubahan uap air atau bendda gas menjadi benda cair pada suhu udara di bawah
titik embun. Polutan gas diarahkan mencapai titik kondensasi tinggi dan titik
penguapan yang rendah, seperti hidrokarbon dan gas organic lainnya.
d. Pembakaran
pembakaran merupakan proses untuk
menghancurkan gas hidrokarbon yang terdapat di dalam polutan dengan
mempergunakan proses oksidasi panas yang disebut inceneration. Iceneration
merupakan salah satu metode dalam pengolahan limbah padat dengan menggunakan pembakaran
yang menghasilkan gas dan residu pembakaran.
2. Mencegah
pencemaran udara berbentuk partikel
a.
Filter
Filter udara dimaksudkan untuk
menangkap debu atau polutan partikel yang ikut keluar pada cerobong atau stack
pada permukaan filter, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya
udara bersih saja yang keluar dari cerobong. Penggunaan filter udara seharusnya
disesuaikan dengan sifat gas buangan yang keluar seperti berdebu banyak,
besifat asam, bersifat alkalis dan sebagainya. Beberapa contoh jenis filter
yang banyak digunakan seperti cotton, nylon, orlon, Dacron, fiberglass,
polypropylene, wool, nomex, Tefloyn.
b. Filter
basah
Cara kerja filter basah atau
scrubbers/wat collectors adalah membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan
air dari bagian atas alat, sedangakan udara yang kotor dari bagian bawah alat.
c.
elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik dapat
digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah yang relative besar. Alat
ini menggunakan arus searah (DC) yang mempunyai tegangan antara 25-100 kv,
berupa tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif sedangkan di
tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding
silinder, diberi muatan negative.
d.
Kolektor Mekanik
Mengendapkan polutan partikel yang
ukurannya relative besar dapat dengan menggunakan tenaga gravitasi. Pengendap
siklon atau cyclone Separators adalah pengendap debu yang ikut dalam gas
buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
e.
Program penghijauan
Tumbuh-tumbuhan menyerap hasil
pencemaran udara berupa karbon dioksida (CO2) dan melepaskan oksigen (O2).
Tumbuh-tumbuhan akan menghisap dan mengurangi polutan, dengan melepaskan gas
oksigen maka akan mengurangi jumlah polutan di udara.
Semakin banyak tumbuh-tumbuhan ditanam sebagai paru-paru
kota maka kualitas udara akan semakin sehat sehingga akan mendukung program
langit biru (prolabir). Program penghijauan ini seharusnya merupakan gerakan
nasional agar semua pihak dapat berpartisipasi aktif.
f.
Ventilasi Udara
Penggunaan dan penempatan ventilasi
udara seharusnya disesuaikan dengan kebutuhan. Perhatian utama yaitu
tercukupnya kebutuhan gas oksigen (O2) dalam ruangan serta menjadikan udara
dalam ruangan bebas dari berbagai polutan. Bila akan menggunakan exhaust fan,
maka usahakan dekat dengan sumber pencemaran, agar polutan segera dapat keluar
dalam ruangan.
G. Upaya Penanggulangan
Pencemaran Udara
Upaya
penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan
sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.
a. Usaha
Preventif (sebelum pencemaran)
1. mengembangkan energi alternatif dan teknologi yang ramah
lingkungan.
2. mensosialisasikan pelajaran lingkungan hidup (PLH) di
sekolah dan masyarakat.
3. mewajibkan dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) bagi industri atau usaha yang menghasilkan limbah.
4. tidak membakar sampah di pekarangan rumah.
5. tidak menggunakan kulkas yang memakai CFC (freon) dan
membatasi penggunaan AC dalam kehidupan sehari-hari.
6. tidak merokok di dalam ruangan.
7. menanam tanaman hias di pekarangan atau di pot-pot.
8. ikut berpartisipasi dalam kegiatan penghijauan.
9. ikut memelihara dan tidak mengganggu taman kota dan pohon
pelindung.
10. tidak melakukan penebangan hutan, pohon dan tumbuhan
liar secara sembarangan.
11. mengurangi atau menghentikan penggunaan zat aerosol
dalam penyemprotan ruang.
12. menghentikan penggunaan busa plastik yang mengandung
CFC.
13. mendaur ulang freon dari mobil yang ber-AC.
14. mengurangi atau menghentikan semua penggunaan CFC dan
CCl4.
b.
Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila
telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha
untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
1. menggalang dana untuk mengobati dan merawat korban
pencemaran lingkungan.
2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW atau instansiinstansi
untuk membersihkan lingkungan dari polutan.
3. melokalisasi tempat pembuangan sampah akhir (TPA) sebagai
tempat/pabrik daur ulang.
4. menggunakan
penyaring pada cerobongcerobongi di kilang minyak atau pabrik yang menghasilkan
asap atau jelaga penyebab pencemaran udara.
5. mengidentifikasi dan menganalisa serta menemukan alat
atau teknologi tepat guna yang berwawasan lingkungan setelah adanya
musibah/kejadian akibat pencemaran udara, misalnya menemukan bahan bakar dengan
kandungan timbal yang rendah (BBG).
c. Program pemerintah
Selain
usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram
yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara,
yaitu;
1. PROGRAM LANGIT
BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk meningkatkan kembali
kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan melakukan uji emisi
kendaraan bermotor.
2. Keharusan membuat cerobong asap bagi industri/ pabrik.
3. Imbauan mengurangi bahan bakar fosil (minyak, batu bara)
dan menggantinya dengan energy Alternatif lainnya.
4. Membatasi beroperasinya mobil dan mesin pembakar yang
sudah tua dan tidak layak pakai.
5. Larangan menggunakan gas CFC.
6. Larangan beredarnya insektisida berbahaya seperti DDT
(dikhloro difenil trikhloro etana).
7. Melarang penggunaan CFC pada produksi kosmetika.
8. Menetapkan undang-undang dan hukum tentang pelaksanaan perlindungan
lapisan ozon
d.
Secara
nasional dan internasional
Solusi untuk mengatasi polusi udara
kota terutama ditujukan pada pembenahan sektor transportasi, tanpa mengabaikan
sektor-sektor lain. Hal ini kita perlu belajar dari kota-kota besar lain di
dunia, yang telah berhasil menurunkan polusi udara kota dan angka kesakitan
serta kematian yang diakibatkan karenanya :
1. Pemberian
izin bagi angkutan umum kecil hendaknya lebih dibatasi, sementara kendaraan
angkutan massal, seperti bus dan kereta api, diperbanyak.
2. Pembatasan usia
kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu dipertimbangkan sebagai salah
satu solusi. Sebab, semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk memberi kontribusi polutan udara.
3. Potensi terbesar
polusi oleh kendaraan bermotor adalah kemacetan lalu lintas dan tanjakan.
Karena itu, pengaturan lalu lintas, rambu-rambu, dan tindakan tegas terhadap
pelanggaran berkendaraan dapat membantu mengatasi kemacetan lalu lintas dan
mengurangi polusi udara.
4. Pemberian
penghambat laju kendaraan di permukiman atau gang-gang yang sering diistilahkan
dengan “polisi tidur” justru merupakan biang polusi. Kendaraan bermotor akan
memperlambat laju
5. Uji emisi
harus dilakukan secara berkala pada kendaraan umum maupun pribadi meskipun
secara uji petik (spot check). Perlu dipikirkan dan dipertimbangkan adanya
kewenangan tambahan bagi polisi lalu lintas untuk melakukan uji emisi di
samping memeriksa surat-surat dan kelengkapan kendaraan yang lain.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Menurut Mukono (2006), yang dimaksud
pencemaran udara adalah bertambahnya bahan atau substrat fisik atau kimia ke
dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu, sehingga dapat
dideteksi oleh manusia (atau yang dapat dihitung dan diukur) serta dapat
memberikan efek pada manusia, binatang, vegetasi dan material karena ulah
manusia (man made).
Pencemaran udara diartikan sebagai
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan
susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya (Wisnu, Dampak pencemaran
lingkungan : 27)
Jadi,
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya unsur-unsur berbahaya ke
dalam atmosfir yang dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan,
gangguan pada kesehatan manusia secara umum serta menurunkan kualitas
lingkungan.
Secara umum penyebab pencemaran
udara ada 2 macam, yaitu : Karena faktor internal (secara alamiah), contoh:
debu yang beterbangan akibat tiupan angin, Abu (debu) yang dikeluarkan dari
letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik., Proses pembusukan sampah
organik, dll. Dan karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh: hasil
pembakar bahan bakar fosil, debu/serbuk dari kegiatan industri, pemakaian
zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara
Pencemaran udara dapat menimbulkan
dampak terhadap lingkungan alam, antara lain: hujan asam, penipisan lapisan
ozon dan pemanasan global.
Selain mempengaruhi keadaan
lingkungan alam, pencemaran udara juga membawa dampak negatif bagi kehidupan
makhluk hidup (organisme), baik hewan, tumbuhan dan manusia
Dampak pencemaran udara bagi
manusia, antara lain: mampu mengikat Hb (hemoglobin) sehingga pasokan O2 ke
jaringan tubuh terhambat. Hal tersebut menimbulkan gangguan kesehatan berupa;
rasa sakit pada dada, nafas pendek, sakit, kepala, mual, menurunnya pendengaran
dan penglihatan menjadi kabur. Selain itu, fungsi dan koordinasi motorik
menjadi lemah. Bila keracunan berat (70 – 80 % Hb dalam darah telah mengikat
CO), dapat menyebabkan pingsan dan diikuti dengan kematian.
Dampak
pencemaran udara terhadap kehidupan tumbuhan, antara lain: - Merusak kehidupan
ekosistem perairan, menghancurkan jaringan tumbuhan (karena memindahkan zat
hara di daun dan menghalangi pengambilan Nitrogen) dan mengganggu pertumbuhan
tanaman.
-
Melarutkan kalsium, potasium dan nutrient lain yang berada dalam tanah sehingga
tanah
Pencegahan yang ditempuh terhadap pencemaran udara tergantung dari sifat dan
sumber polutannya. Pencegahan yang paling sederhana dan mudah dilakukan yaitu
menggunakan masker sebagai pelindung untuk menghindari terjadinya gangguan
kesehatan.
Tindakan yang dilakukan untuk mencegah pencemaran udara seperti mengurangi
polutan, bahan yang mengakibatkan polusi dengan peralatan, mengubah polutan, melarutkan
polutan, dan mendispersikan-menguraikan polutan.
Upaya
penanggulangan dilakukan dengan tindakan pencegahan (preventif) yang dilakukan
sebelum terjadinya pencemaran dan tindakan kuratif yang dilakukan sesudah
terjadinya pencemaran.
Usaha Preventif (sebelum pencemaran)
1.
mengembangkan
energi alternatif dan teknologi yang ramah lingkungan.
2.
mensosialisasikan
pelajaran lingkungan hidup (PLH) di sekolah dan masyarakat.
3.
mewajibkan
dilakukannya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) bagi industri atau usaha
yang menghasilkan limbah.
Usaha kuratif (sesudah pencemaran)
Bila
telah terjadi dampak dari pencemaran udara, maka perlu dilakukan beberapa usaha
untuk memperbaiki keadaan lingkungan, dengan cara:
1. menggalang dana untuk mengobati dan
merawat korban pencemaran lingkungan.
2. kerja bakti rutin di tingkat RT/RW
atau instansiinstansi untuk membersihkan lingkungan dari polutan.
3. melokalisasi tempat pembuangan
sampah akhir (TPA) sebagai tempat/pabrik daur ulang.
Selain
usaha preventif dan kuratif, Pemerintah juga perlu mencanangkan programprogram
yang bertujuan untuk mengendalikan pencemaran, khususnya pencemaran udara,
yaitu; PROGRAM LANGIT BIRU yang dicanangkan sejak Agustus 1996. Bertujuan untuk
meningkatkan kembali kualitas udara yang telah tercemar, misalnya dengan
melakukan uji emisi kendaraan bermotor.
B.
Saran
Pencemaran udara memiliki dampak
yang sangat menbahayakan kehidupan di bumi, dampak yang terjadi tidak hanya
bagi manusia, hewan dan tumbuhan saja tetapi juga kepada lapisan ozon
bumi.
Jika melihat besarnya dampak yang
ditimbulkan oleh pencemaran udara maka sebaiknya perlunya pengetahuan yang
mendalam terhadap pencemaran udara. Perlunya pengetahuan tentang cara – cara
mencegah serta menganggulangi efek dari pencemaran lingkungan perlu dipelajari
dengan seksama. Hal ini dilakukan agar dampak yang terjadi akibat pencemaran
udara dapat di tanggulangi dan di cegah sedini mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Mukono. 2006. Prinsip dasar
Kesehatan Lingkungan Edisi Kedua, Surabaya : Airlangga University Press
http://wikipedia.org
Sunu, Pramudya. 2011. Melindungi
Lingkungan ISO 14001, Jakarta : PT Grasindo
Wardhana, Arya Wisnu. 2001. Dampak
Pencemaran Lingkungan, Yogyakarta : Andi Yogyakarta